Selasa, 26 Februari 2013

Death Note

Serial Death Note itu sebenernya ada 3 versi, versi manga, versi layar lebar, dan versi novelnya, sebenernya ceritanya sama ajasih, cuma ada sedikit perbedaannya juga. Tapi yang akan saya bahas disini hanya versi layar lebarnya aja, Yuk cekidot.


Dalam versi layar lebarnya, Death Note dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Death Note, Death Note: The Last Name, dan Death Note: L Change The World.

Death Note


Death Note
Cerita Death Note berawal ketika Light Yagami menemukan sebuah buku yang ternyata milik seorang Shinigami (Dewa Kematian) bernama Ryuk (Ryuku). Di dalam Death Note milik Ryuk, terdapat cara menggunakan Death Note yang ditulis olehnya sendiri. Death Note ini kemudian digunakan untuk mewujudkan idealismenya yaitu untuk menciptakan dunia baru yang bersih dari kejahatan, dengan dirinya sebagai Dewa.
Kemudian Death Note ini dia gunakan untuk membunuh para kriminal. Mendapatkan data para kriminal dari televisi maupun mencuri data kepolisian pusat (ayahnya, Shoichiro Yagami adalah seorang polisi). Ternyata tindakannya ini mengundang berbagai reaksi, baik dari masyarakat, para petinggi Jepang, bahkan dari para petinggi internasional. Kebanyakan masyarakat setuju dengan tindakan pembersihan dunia itu, namun para petinggi tidak menyetujuinya karena tindakan tersebut bertentangan dengan Hak Asasi Manusia.
Tidak hanya itu hambatan yang ditemui Raito (yang dijuluki KIRA, sebutan untuk Killer dalam dialek Jepang) untuk mewujudkan dunia yang bersih, dia juga harus berhadapan dengan L yang selanjutnya dikenal dengan nama Ryuzaki (nama asli L adalah L Lawliet). L adalah seorang detektif profesional muda bertaraf internasional yang hanya bergerak di belakang layar. Setelah bertemu L Lawliet, jalan cerita "Death Note" menjadi semakin menarik (ditambah dengan munculnya Kira Kedua dan sebagainya, dalam versi anime dan manganya).

Death Note: The Last Name


Death Note 2
Death Note: The Last Name menceritakan tentang Kira Kedua yaitu seorang artis yang baru naik daun bernama Misa Amane, diceritakan juga asal usul mengapa Misa memiliki buku Death Note yang kedua. Misa memiliki buku death Note yang kedua karena dewa kematian yang selalu menjaga Misa (bernama Jealous) mati untuk menyelamatkan Misa yang akan dibunuh oleh seorang penjahat. Jelaous memperpanjang umur Misa, namun dengan begitu maka Jealous hancur menjadi pasir. Jealous kemudian meminta sahabatnya yang juga dewa kematian bernama Rem, Rem kemudian menjaga Misa dan mengajarkan bagaimana cara menggunakan Death Note. Misa yang telah kehilangan seluruh keluarganya karena dibunuh oleh seorang perampok. Misa yang melihat wajah pembunuh itu kemudian melaporkan pembunuh itu, namun karena kesaksian Misa tidak cukup kuat, maka pencuri itu kemudian dibebaskan. Misa yang sedih berlarut-larut dalam kesedihannya kemudian melihat berita bahwa pencuri itu telah mati karena serangan jantung. Misa Amane kemudian sangat memuji KIRA.
Light Yagami kemudian dicurigai oleh L sebagai Kira. Saat sedang diinterogasi dalam Markas Besar L, ternyata Kira Kedua beraksi dengan 'mata'-nya. Kira Kedua membunuh semua yang menentang KIRA. Kira Kedua memberikan sebuah rekaman suara yang menginginkan agar semua orang menyetujui kira yang dikirimkan ke Sakura TV. Kemudian datanglah Ayah Light (Shoichiro Yagami) ke stasiun TV itu. Di Stasiun TV sakura, Shoichiro kemudian memaksa Produser Sakura TV untuk menghentikan acara itu, karena ditodong pistol, produser itupun kemudian terpaksa menghentikan acara tersebut.
Khawatir akan Kira dan Kira Kedua bertemu, L memerintahkan untuk membuat rekaman suara yang isinya adalah untuk agar Kira Kedua menyerahkan diri sebelum bertemu dengan Kira I. Tanpa disangka-sangka, ternyata Kira Kedua, Misa Amane telah jatuh cinta kepada Light (Kira). Misa kemudian mendatangi rumah Light dan menyerahkan Death Notenya. Misa meminta agar Light menjadi kekasihnya.
L menemui Light di kampusnya sambil menanyakan kedatangan Misa kerumahnya kemarin malam. Ryuzaki yang memakai topeng kemudian bertemu dengan Misa Amane. Misa kemudian membaca nama asli Ryuzaki. Misa kemudian dirubungi oleh para Fansnya di kampus Light dan menyatakan bahwa Light adalah kekasih Misa. Dikerumunan itu, Ryuzaki mengambil Handphone Misa. Ketika Misa dan Ryuzaki pergi, Light menelepon Misa yang kemudian diangkat oleh Ryuzaki. Dilain sisi, Misa sudah diamankan oleh polisi anak buah Ryuzaki.
Misa dipaksa untuk mengatakan apakah dia adalah kira dan siapakah kira I, namun karena cintanya kepada Light Yagami, dia tetap diam. Misa kemudian meminta Rem menghapus memori tentang death note dari pada dia harus mengatakan Light adalah Kira I. Rem kemudian mendatangi Light dan mengancam akan membunuh Light jika sesuatu terjadi kepada Misa. Light kemudian menyembunyikan Death Note yang dimilikinya dan menyuruh Rem untuk mencari pemilik Death Note baru, Rem yang ingin Misa selamat kemudian menyetujui Light dan pergi mencari orang untuk menjadi Kira III.
Rem kemudian menyerahkan Death Note-nya kepada seorang gadis di Sakura TV bernama Yamada. Yamada kemudian membunuhi para penjahat dan menyiarkan di TV untuk Mensuport Kira. Misa yang telah kehilangan ingatannya kemudian mulai berbicara tentang Light, namun hanya mengatakan tentang masa pacaran dan bertemunya di Sakura TV. Lightpun kemudian menghilangkan ingatannya, Light dan Misa kemudian dibebaskan. Light yang kehilangan ingatannya tentang Death Note kemudian membantu Ryuzaki untuk mencari Kira III. Dengan bantuan Light, kemudian Kira III ditemukan dan dijebak dengan ancaman bahwa video pengintai kamarnya akan diberitahukan kepada seluruh dunia. Takut akan ancaman tersebut, Yamada kemudian nekat untuk menuliskan nama orang yang akan menyiarkan videonya di dalam Death Note. Yamada yang mengetahui bahwa dia tak bisa membunuh orang itu kemudian datang ke Sakura TV. Disana semua agen polisi, Ryuzaki dan Light memegang buku itu dan dapat melihat Rem. Light yang menyentuh Death Note itu kemudian mengingat masa lalunya bersama Death Note. Light yang sudah ingat kemudian menuliskan nama Yamada dibalik jam tangannya dimana dia menaruh secarik kertas dari death note. Kematian Yamada kemudian menjadi misteri.
Light yang sudah mengingat kembali masa lalunya bersama Death Note kemudian menyuruh Misa yang telah dibebaskan untuk mengambil Death Note-nya yang dia sembunyikan dahulu. Misa yang menemukan Death Note itu kemudian mengingat lagi masa lalunya dan dapat melihat Ryukk (Dewa Kematian Death Note). Misa kemudian mulai membunuhi orang-orang lagi. Ryuzaki kemudian mengundang Misa ke Markas Besar, saat itu, dia juga menyuruh Soichiro Yagami untuk menyerahkan Death Note yang ada di markas besar ke FBI. Light kemudian menyuruh Rem untuk mengisi nama pengawal yang mengantar Misa di dalam Death Note, dengan begitu Rem akan mati. Rem kemudian hancur berubah menjadi pasir. Ryuzaki yang merencanakan jika dia mati, maka pengawal yang mengantar Misa akan meledak untuk menghancurkan Death Note mengalami kegagalan. Pengawal itu mati dan Ryuzakipun mati. Misa kemudian bertemu dengan Light di Lobi. Disana, Light menuliskan nama ayahnya untuk menyerahkan Death Note, ayahnya kemudian kembali ke markas, ternyata Death Note yang ada di tangan Misa adalah palsu. Light menyangka bahwa Misa mengkhianatinya.
Ryuzaki kemudian turun dari tangga sambil memperlihatkan death note-nya. Disana dia sendiri telah menuliskan namanya. Light yang terdesak kemudian berusaha untuk mengambil potongan kertas Death Note yang diselipkan di jam tangannya, saat hendak mengeluarkannya, kemudian jam itupun ditembak oleh salah seorang personel polisi, bernama Tota Matsuda. Saat Light mencoba untuk mengambilnya, Matsuda kemudian menembak kaki Light. Light yang tersudut kemudian meminta Ryuk untuk menuliskan nama semua orang yang ada ditempat itu untuk dibunuh. Tak disangka-sangka, Ryuk justru menuliskan nama Light Yagami, Light kemudian mati karena serangan jantung. Death Note kemudian dihancurkan. Ryuzaki yang menunggu kematiannya kemudian mati dengan tenang.

Death Note: L Change The World


Death Note
Kehidupan L sebelum dia meninggal diceritakan di dalam film Death Note: L Change The World. Setelah membuat keputusan yang berat dengan menuliskan namanya sendiri di Death Note bahwa ia akan mati 23 hari ke depan, L mendapatkan sebuah kasus yang sangat serius dan sulit.
Kasus itu bermula ketika salah satu agen Watari yang berinisial K, muak dengan dunia yang sudah membusuk ini karena bagi dia banyak sekali manusia – manusia yang tidak berguna memenuhi bumi ini dan membuat bumi jadi sesak. ia ingin memusnahkan mereka semua dengan virus mematikan yang sangat cepat penyebarannya. virus ini pernah menginfeksi di sebuah desa terpencil di Thailand dan satu – satunya orang yang tidak terinfeksi adalah seorang anak yang bernama Boy. anak itu diselamatkan oleh agen Watari lainnya yang berinisial F dan menyuruhnya untuk menghubungi Watari, tapi sayangnya saat itu Watari sudah meninggal dan L lah yang akan mengurus anak itu. melalui Boy, L mendapatkan data – data tentang virus itu dari kalung Boy yang diberikan oleh F.
Selain Boy, adalagi seorang anak yang diurus oleh L bernama Maki. Maki ini seorang anak dari ilmuwan yang genius yang diperintahkan untuk membuat vaksin dari virus tersebut. setelah vaksinnya jadi, K datang menemuinya untuk merebut vaksin dan memberitahu ambisinya untuk mengurangi populasi manusia dengan virus tersebut. karena tidak setuju, Ayah Maki menolak dan melenyapkan vaksin. ia pun menyuntikkan virus kedirinya sendiri untuk menularkannya ke K. K berhasil lolos dengan membakar laboratorium itu. Maki yang melihat ayahnya tewas menjadi sedih dan mencari Watari untuk membalaskan dendam ayahnya. karena Watari sudah meninggal, maka L lah yang mengurus Maki.
Di markas L, tiba-tiba K datang bersama gerombolannya. Mereka memang punya janji, tapi janji dilakukan siang hari, tetapi K tidak mau menurutinya. Maki yang marah melihat orang-orang yang telah membuat ayahnya tewas menyuntikkan virus ke dalam tubuhnya. Saat salah satu gerombolan K akan menembak, L menyelamatkan Maki dan membawanya kabur bersama anak kecil. L mendapat bantuan dari salah satu agen FBI. Mereka kabur dengan truk Angel Crepe. L berusaha mencari profesor yang merupakan penulis buku tentang Infeksi Virus bersama ayah Maki. Akhirnya profesor itu sudah mereka temukan. Sayangnya Maki mulai terinfeksi virus tersebut, padahal waktu yang tersisa bagi L untuk hidup tinggal tiga hari lagi.
Profesor mencoba untuk meneliti virus itu dan membuat vaksinnya. Sambil menunggu vaksin, L, Maki, dan anak laki-laki itu (Boy) makan bersama di atap laboratorium. Saat itulah terjalin kehangatan di antara mereka bertiga setelah sekian lama lelah diburu-buru gerombolan Kujo. Maki meminta L meluruskan punggungnya dan menghentikan kebiasaannya untuk makan makanan manis.
Malamnya, Maki pergi menemui K dan gerombolannya, tapi ia disandera dan akan dibawa ke Amerika. Vaksinpun sudah selesai dibuat. L segera menuju bandara. Di dalam pesawat, virus dari tubuh Maki sudah aktif, semua penumpang terinfeksi. L segera datang menyelamatkan K dan para penumpang. L menyuruh K untuk terus hidup.
Di akhir cerita, L memasukkan anak laki-laki itu (Boy) ke asrama milik Watari dan menamai anak itu Near, yang berarti bahwa siapa pun yang berada di dekatnya membutuhkan bantuan, pasti akan diselamatkan.

Selasa, 05 Februari 2013

Memilih Jurusan dan Fakultas Study ?

Tips Memilih Jurusan dan Fakultas Studi (khusus kelas XII)


 
Pada suatu hari terjadi sebuah percakapan antara X, Y, dan Z


X: Lo mau ngambil jurusan apa? IPA ato IPS?

Y: IPA lah! Hare genee masuk IPS? Mau taroh di mana muka gue?

X: Ah elo mah enak pinter, gua keknya ngambil IPS nih, gak masuk nile gue. Kalo lo Z? Lo mau ngambil jurusan apa?

Z: Gue sih pengennya ngambil jurusan bahasa, gua enjoy banget baca yang namanya karya sastra. Tapi gua takut gak dapet kerjaan sih sebenernya. Mau jadi apa gua ngambil jurusan bahasa.

Hampir dua tahun kemudian.

X: Lo jadinya kuliah mau ngambil di mana?

Y: Gua pengen masuk ke Teknik Kimia ITB ah. Keren keknya, lagian kuliah di ITB khan prestis gitu. Kalo lo mau masuk mana?

X: Gua mau masuk Akuntansi UI aja ah, prospek karirnya bagus katanya, bisa cepet jadi orang tajir gue. hehe.

Y: ho.. beda kota donk yah kita berarti? Kalo lo Z? Lo mau masuk ke mana?

Z: Gak tau deh, gua masih bingung. Gak tau gua mau masuk mana.


Kegalauan hampir pasti menjadi bagian dari para siswa SMA di seluruh Indonesia. Dimulai dari pemilihan jurusan IPA, IPS dan Bahasa, sampai ke tahap yang paling galau dari semua kegalauan di zaman SMA:

Mau masuk ke mana, dan ambil jurusan apa pas kuliah nanti?

Melalui tulisan ini, saya akan mencoba untuk memberikan pendapat mengenai fenomena kegalauan ini dari sudut pandang seorang alumni lulusan salah satu universitas teknik negeri yang ada di kota Bandung. Di mana di jurusan ini saya pernah mengalami siksaan batin yang namanya “salah jurusan”, dan mendapat semua kisaran IP yang bisa dibayangkan (yap, saya pernah mendapatkan IP nol-koma), dan pernah hampir di-DO oleh kampus saya.

PARADIGMA PEMILIHAN JURUSAN, GAJI GAJI DAN GAJI!

 
Sebagai mahluk yang tidak pernah puas dan terus berkembang, adalah sebuah hal yang wajar jika kita selalu mendapatkan penghidupan dan kehidupan yang lebih baik dari waktu ke waktu. Mau bukti? Silahkan kita ingat-ingat kembali. Ketika kita dulu belum punya sepeda, dan hanya jalan kaki ke sekolah, maka kita menginginkan sepeda dengan sangat. Setelah sepeda kita miliki? Berakhirkah ini? Tidak! Kita ingin memiliki motor agar perjalanan kita lebih nyaman. Dan ketika kita telah memiliki motor, maka kita pun ingin memiliki mobil pribadi. See? Manusia adalah mahluk yang tidak pernah puas, dan selalu menginginkan perbaikan di dalam hidupnya.

Begitu pula dengan perihal pemilihan jurusan di dalam dunia pendidikan formal. Pemilihan ini akan selalu dikaitkan dengan potensial kualitas kehidupan di masa depan dari jurusan yang akan dipilih. Dan parameter apa yang paling bisa diukur di dalam kehidupan? Yap! Pendapatan. Gaji, gaji dan gaji! Semuanya dikaitkan dengan potensial lapangan pekerjaan, dan gaji yang bisa diterima oleh lulusan jurusan tersebut. Sehingga teramat sering sebuah diskusi mengenai pemilihan jurusan berakhir dengan kata-kata yang menurut saya sangat menyedihkan, tapi teramat realistis:

Ha??? Serius kamu mau ngambil jurusan itu??? Mau jadi apa ke depannya??? Mau makan apa kamu???

PEMILIHAN JURUSAN DAN PENYAKIT KHAS INDONESIA, GENGSI!

Selain masalah gaji, ada lagi alasan lainnya yang biasanya menjadi alasan pemilihan jurusan: Gengsi! Adalah sebuah hal bodoh yang mengakar di Indonesia bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang gemar pamer. Tidak percaya? Lihat saja betapa masyarakat Indonesia senang memamerkan apapun, mulai dari gelar perkuliahan (ST, dr, MM, MBA, dll), sampai ke gelar keagamaan yang menurut saya seharusnya tidak dipamerkan (Haji). Sehingga tidaklah mengherankan bahwa gengsi ini menjadi salah satu kriteria pemilihan jurusan, dan komentar-komentar bodoh yang memojokkan jurusan seperti di bawah ini umum ditemukan:

Gengsi donk gua masuk kelas IPS!

Masa gua masuk jurusan sastra jawa? Yang bener aja?

Mau jadi apa? Jadi insinyur lah! Keren gitu!

Gengsi, sebuah kebodohan yang menurut saya mengakar dengan sangat kuat di kehidupan masyarakat Indonesia. Gengsi ini begitu mengakarnya, sehingga terkadang passing grade suatu jurusan pun sering menjadi dinding yang secara tak langsung memisahkan kehidupan sosial antar mahasiswa. Terkadang seseorang akan dianggap hebat, dan dipandang sebagai golongan elit apabila dia sanggup masuk ke jurusan yang standar passing grade-nya tinggi. Sehingga adalah hal yang bisa dimaklumi jika para remaja yang memang sedang berada di fase pencarian identitas, dan pengakuan, akan tergiur untuk masuk ke dalam golongan “elit” ini.

PASSION IS THE KEY

Tidak sedikit orang yang memilih jurusan berdasarkan potensial gaji dan gengsi yang berhasil mencapai target dan angan-angan kehidupan yang dulu mereka inginkan. Banyak yang puas dengan hal pencapaian-pencapaian yang telah mereka capai. Akan tetapi tidak sedikit dari mereka yang merasa tidak puas dan mempertanyakan mengapa meraka bisa menjadi budak uang, dan gengsi. Banyak pula yang pada akhirnya mempertanyakan hal yang kecil tapi cukup menyiksa batin:

Apa yang terjadi jika dahulu saya tidak mengambil jurusan ini, dan mengambil jurusan lainnya seperti minat saya?

Pertanyaan ini akan semakin menguat dari waktu ke waktu, dan menyiksa batin mereka. Mungkin pertanyaan ini akan menghilang sesaat, seiring dengan pembenaran-pembenaran yang kita berikan untuk diri kita sendiri. Akan tetapi pertanyaan tersebut akan timbul lagi, perlahan tapi pasti, menyiksa batin manusia yang memang bersifat rapuh. Mungkin ini terdengar aneh dan mengawang-awang, akan tetapi solusi dari siksaan batin ini hanya 1:

Kejarlah apa yang menjadi passion/minat anda!

Setiap manusia pasti memiliki passion di suatu bidang yang mereka anggap sebagai sesuatu yang merepresentasikan dirinya. Ada orang yang suka menulis, ada yang suka berhitung dan membuat sesuatu, ada pula yang suka menolong orang lain, semua itu sah-sah saja, sepanjang hal itu tidak merugikan orang lain dan menentang hukum yang berlaku, adalah hak setiap manusia untuk melakukan apa yang dia inginkan.

KAPAN KITA TAHU BAHWA SESUATU ADALAH PASSION KITA?

Pertanyaan menarik berikutnya adalah, kapan kita tahu bahwa sesuatu itu adalah passion kita? Menurut saya jawabannya cukup simpel:

Sesuatu adalah passion kita, jika ketika kita mengerjakan hal tersebut, maka waktu akan berlalu dengan cepat. Badan dan pikiran kita pun akan rileks dan enjoy mengerjakannya, entah itu 5 menit, sejam, 5 jam, ataupun seharian, tidak akan ada bedanya. Pada kenyataannya, terkadang kita sama sekali tidak merasa perlu untuk beristirahat, bahkan ketika mengerjakan sesuatu yang pada umumnya orang anggap sebagai sesuatu yang teramat melelahkan.

Terdengar seperti kisah dongeng kah? Ya, memang saya akui ini terdengar berlebihan, tapi inilah kenyataannya. Ketika kita melakukan sesuatu yang kita senangi, maka semua waktu akan berjalan tanpa terasa. Pernahkah kita merasakan seakan-akan kita terbenam ke dalam suatu hal sampai lupa waktu? Seperti itulah kira-kira rasanya menjalankan passion kita. Dan passion inilah sebuah hal yang memungkinkan kita untuk membuat sebuah masterpiece di dalam hidup kita.

PINTAR SAJA TIDAK CUKUP!

Pintar saja tidak akan cukup untuk menghadapi kerasnya hidup ini! Memang tidak semua orang yang mengikuti passionnya berhasil di dalam kehidupan, banyak juga yang hancur dihajar kerasnya hidup. Tapi satu hal yang pasti:

Sebagian besar orang yang sukses di level dunia adalah orang yang mengikuti, dan mengejar passionnya.

Mengapa?

Karena mereka akan memiliki cukup “bahan bakar” untuk mengejar target 10.000 jam di dalam bidang yang mereka tekuni.

Ada apa dengan angka 10.000 jam ini?

Angka 10.000 jam ini adalah sebuah angka yang menurut riset dari Malcolm Gladwell (penulis buku Outliers) merupakan jumlah rata-rata jam kerja yang harus dicapai oleh seseorang untuk dapat menjadi master di sebuah bidang. Dengan asumsi bahwa kita bekerja 9 jam perhari, dan 250 hari dalam setahun, maka kita akan membutuhkan waktu sekitar 4.44 tahun untuk mencapai tahap master di bidang yang kita pilih. Tentu saja kita bisa mengerjakan ini semua, dan menjadi master di suatu bidang, meskipun itu dilakukan tanpa passion. Akan tetapi perjalanan akan berasa jauh lebih ringan jika kita mengejar sesuatu yang kita sukai.

Tidak percaya?

Coba saja tinjau sampel kita yang pertama: Prof Dr. Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau adalah seorang insinyur lulusan RWTH Aachen, salah satu universitas teknik ternama yang berada di negara Jerman. Beliau merupakan salah seorang yang sudah dikenal di dalam dunia teknik, dan pernah pula menjadi presiden di NKRI. Sangkin terkenalnya kepintaran bapak habibie ini, sampai-sampai muncul istilah “otaknya encer kayak habibie”. Akan tetapi benarkah ini semua murni karna kepintarannya? Tidak! Ini semua juga buah dari puluhan ribu jam kerja keras yang beliau jalankan. Di dalam bukunya yang berjudul “Habibie dan Ainun” diceritakan bagaimana beliau sering larut di dalam pekerjaannya, hingga lupa makan dan istirahat. Sangkin seringnya lupa istirahat, dan makan, sampai-sampai almarhum ibu Ainun sering melemparkan perlengkapan tidur Pak Habibie, dan menguncinya di dalam kamar tempatnya bekerja.

Apa yang sebenarnya membuat beliau tahan bekerja seperti ini? Jelas satu,

Passion terhadap apa yang beliau kerjakan.

PASSION, UANG, DAN KESUKSESAN

Lalu dimana letak uang dan kesuksesan jika kita mengejar sesuatu yang bernama passion ini? Bukankah kita butuh uang untuk hidup? Dan sebagai manusia, kita juga memiliki kebutuhan psikologis untuk dihargai? Mungkin ini akan terdengar omong kosong, tapi percayalah bahwa:

Jika kita mengejar passion kita, maka uang dan kesuksesan akan datang kepada kita dengan sendirinya.

Ya! Uang dan kesuksesan akan datang dengan sendirinya. Ketika kita ahli di dalam suatu hal, maka akan ada orang yang membutuhkan kita. Meskipun itu yang kita kejar merupakan sesuatu yang tidak mainstream di negara kita ini. Pernah saya menonton sebuah liputan di televisi, bahwa ada salah seorang lulusan SD yang gemar menari tradisional, berhasil merantau dan menjadi pengajar tari tradisional di Amerika Serikat. Saya lupa namanya, tapi sang penari ini diajak untuk mengajarkan seni tari tradisional di Amerika oleh salah seorang turis warga negara Amerika yang sedang menonton pertunjukannya. Dan menariknya adalah, si penari ini tidak bisa bahasa inggris sama sekali pada awalnya! Semua hanya bermodal kecintaan terhadap bidang yang dia lakukan, tari tradisional Indonesia (saya lupa apa nama tariannya).

Jadi tidak usah khawatir,

Orang yang mengejar passion akan selalu memiliki tempat di dunia ini. Mungkin tidak di negeri Indonesia tercinta ini, akan tetapi akan selalu ada tempat untuk mereka, walaupun itu di belahan dunia lainnya.

TERBANGUN DARI DUNIA MIMPI, PASSION VS REALITA KEHIDUPAN

Sebelumnya sudah diceritakan yang indah-indah mengejar passion dan pemilihan jurusan. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keinginan tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Sering kita mendapati bahwa mimpi kita terhalang berbagai macam hal, termasuk di antaranya adalah permasalahan finansial, keluarga, dan masalah akademik kita yang tidak memadai. Tanpa berusaha untuk mengecilkan masalah yang dialami, berikut saya coba untuk memberikan pandangan dari solusi yang mungkin untuk masalah-masalah yang mungkin ada. Tentunya yang saya tulis ini akan terlihat lebih mudah dari kenyataanya, karena memang pada dasarnya berbicara itu lebih mudah daripada mengerjakan sesuatu, dan karena memang hanya pemilik masalahnya sendiri lah yang bisa menyelesaikan semuanya, bukan orang luar seperti saya.

1. Masalah Finansial 1 – Biaya Kuliah Tidak Mencukupi

Jika masalah yang dialami adalah masalah biaya kuliah, janganlah menyerah untuk mengejar jurusan yang menjadi passion anda. Pergunakanlah internet dan jaringan yang anda miliki dengan baik, dan carilah informasi tentang beasiswa-beasiswa yang memungkinkan anda untuk melakukan studi di jurusan yang anda inginkan. Saya bukan seorang ahli di bidang beasiswa, tapi

Permasalahan finansial bukanlah sebuah halangan yang tidak bisa ditaklukkan di dalam mengejar mimpi kita.

Saya sendiri mengenal beberapa orang teman kuliah dan SMA saya yang melakukan studi dengan uang dari beasiswa. Dan mereka berhasil menyelesaikan pendidikan S1 mereka.

2. Masalah Finansial 2 – Tulang Punggung Keluarga

Masalah akan menjadi lebih rumit jika ternyata kita harus menjadi tulang punggung keluarga. Saran saya untuk hal ini, dahulukan prioritas yang lebih tinggi. Bagaimanapun juga,

Keluarga harus didahulukan melebihi yang lainnya.

Akan tetapi,

Jangan dulu menyerah terhadap mimpi anda.

Tetap pupuk mimpi anda, dan bergeraklah perlahan untuk menggapainya. Saya sendiri mengenal seorang teman saya yang bisa menjadi tulang punggung keluarga dan masih tetap bisa bersekolah sarjana. Memang akan teramat berat, tapi semua akan berbuah manis pada waktunya.

3. Masalah Akademik – Nilai Tidak Mencukupi

Ini adalah masalah klasik yang biasa dihadapi dalam pemilihan jurusan, nilai yang tidak mencukupi. Entah itu nilai SNMPTN/SPMB (atau apapun namanya itu sekarang), ataupun nilai rapor yang akan digunakan untuk penjurusan IPA/IPS. Jika ini adalah masalah yang terjadi, maka

Amat sangat di”haram”kan untuk menyerah!

Ambillah jalan berputar! Pindahlah ke tempat yang memungkinkan anda untuk masuk ke jurusan yang anda inginkan, atau tunggulah sampai kesempatan berikutnya datang. Saya pribadi berpendapat bahwa lebih baik saya mengulang dan menunggu 1-2 tahun demi hal yang saya senangi, daripada saya harus menjalani suatu hal yang saya tidak suka.

Sekali lagi, tolong lupakan itu yang namanya gengsi, dan terima kekalahan anda seperti orang dewasa. Tetaplah yakin, bahwa di umur 40an (atau mungkin lebih cepat dari itu), anda akan memetik buah dari apa kesabaran anda sekarang. Keep your hope up high, and be patient, really really patient.

4. Masalah Keluarga – Keluarga (Orang Tua) Tidak Mendukung

Satu lagi masalah klasik di dalam pemilihan jurusan (dan juga yang lainnya), keluarga yang tidak mendukung. Jika ini terjadi kepada anda, tetaplah yakini 1 hal, bahwa:

Keluarga anda, terutama bapak dan ibu anda menginginkan yang terbaik untuk anda.

Yang menjadi masalah di sini adalah, kadang semua berjalan tidak sesuai dengan keinginan anda. Dan sepengamatan saya,

Jarang sekali ada orang tua yang benar-benar diktator, dan tidak peduli terhadap apa yang anaknya pikirkan.

Sebagian besar dari mereka hanyalah manusia biasa yang ingin anaknya hidup bahagia, melebihi kebahagiaan yang mereka dapatkan.

Berdasarkan pengalaman saya sendiri, sebenarnya hal ini bisa diselesaikan dengan mengobrol secara serius dan dilakukan dari hati ke hati dengan mereka. Sebagai gambaran, ibu saya adalah seorang dengan pendirian dan didikan yang keras. Banyak target-target yang waktu itu saya anggap aneh yang harus saya jalani tanpa bisa ditawar. Akan tetapi, di luar semua ketegasannya itu, saya berhasil membujuk beliau untuk merestui kepergian saya mengejar mimpi untuk S2 di luar negeri.

Gimana caranya?

Mudah saja,

Saya berbicara dengan lembut kepada beliau tentang mimpi saya, mengapa itu penting untuk saya. Di samping itu, saya juga membuktikan bahwa saya telah mantap untuk mengejar mimpi saya, dan siap untuk menanggung semua resiko yang bisa terjadi di dalam prosesnya.

Dan alhamdulillah beliau pun merestui usaha saya untuk mengejar mimpi S2 di luar negeri. Perlu kiranya kita perhatikan bahwa di dalam membujuk, dan memberikan pengertian kepada keluarga, menunjukkan rasa hormat kita terhadap mereka adalah sesuatu yang penting. Karena bagaimanapun, mereka lah orang-orang yang menjadikan kita ada, dan telah berjasa di dalam hidup kita.

KESIMPULAN

So, apa kesimpulan yang bisa kita ambil dari sini? Pilihlah jurusan yang sesuai dengan minat kita. Lupakan saja itu kedua variabel yang bernama gaji dan gengsi, terlebih jika kita tidak memiliki permasalahan di dalam bidang finansial (yang mengharuskan kita untuk menjadi tulang punggung keluarga). Jadilah orang dewasa, dan pantang menyerahlah di dalam mengejar hal yang menjadi passion kita. Mungkin semuanya tidak akan terbayar dalam waktu yang singkat, akan tetapi yakinlah akan datang suatu hari di mana kita akan memandang ke belakang dengan senyuman, dan berkata:
Untung dulu saya mengejar apa yang menjadi passion saya.

Sumber: @Ilyas Ade Chandra

Untukmu Teman


By Brothers

Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria
Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ingatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu
Kenangan bersamamu
Takkanku lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Mungkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan
Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janji-Nya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasih-Nya
Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran
Pergilah gelita hadirlah cahaya
Diselamanya

 Untuk seorang yang jauh diseberang sana

Cerita Motivasi

~~ DAUN DAN ULAT ~~

Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan,
sehingga di mana-mana pepohonan tampak menjadi hijau.
Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.

"Apa kabar daun hijau!!!" katanya.
Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang.
"Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?" tanya daun hijau.
"Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku.
Bisakah engkau membantuku sobat?" kata ulat kecil.
"Tentu ... tentu ... mendekatlah ke mari."

Daun hijau berpikir, jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk
makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan
belobang-lobang, tapi tak apalah.

Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau.
Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun
hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat.

Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau.
Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi
ulat kecil yang lapar.

Tidak lama berselang ketika musim panas datang, daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar.

Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorbansedikit saja bagi sesama?
Toh akhirnya semua yang ada akan binasa.

Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai "hati" bagi sesamanya.
Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan.
Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong.

Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri.
Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah.

Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang,
namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita.
Kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memelihara kita.

Bagi "daun hijau", berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan.
Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan.
Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau.
Suatu hari ia akan kering dan jatuh.

Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati.
Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik: kasih,
pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan hati.

Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda.

Dalam banyak hal kita bisa berkorban.
Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa dilakukan.

Cerita Motivasi

~~ DUA PEMANCING YANG HEBAT ~~
 

Diceritakan tentang sebuah kejadian yang dialami dua orang pemancing yang sama-sama hebat, berinisial A dan B. Kedua pemancing itu selalu mendapatkan banyak ikan. Pernah kedua pemancing tersebut didatangi oleh 10 pemancing lain ketika memancing di sebuah danau. Seperti biasa, kedua pemancing itu mendapatkan cukup banyak ikan. Sedangkan 10 pemancing lainnya hanya bisa gigit jari, karena tak satupun ikan menghampiri kail mereka.

Kesepuluh pemancing amatir itu ingin sekali belajar cara memancing kepada kedua pemancing hebat tersebut. Tetapi keinginan mereka tidak direspon oleh pemancing berinisial A. Sebaliknya, pemancing berinisial A tersebut menunjukkan sikap kurang senang dan terganggu oleh kehadiran pemancing-pemancing amatir itu.
Tetapi pemancing berinisial B menunjukkan sikap yang berbeda. Ia bersedia menjelaskan tehnik memancing yang baik kepada ke-10 pemancing lainnya, dengan syarat masing-masing di antara mereka harus memberikan seekor ikan kepada B sebagai bonus jika masing-masing di antara mereka mendapatkan 10 ekor ikan. Tetapi jika jumlah ikan tangkapan masing-masing di antara mereka kurang dari 10, maka mereka tidak perlu memberikan apa pun.

Persyaratan tersebut disetujui, dan mereka dengan cepat belajar tentang tehnik memancing kepada B. Dalam waktu dua jam, masing-masing di antara pemancing itu mendapatkan sedikitnya sebakul ikan. Otomatis si B mendapatkan banyak keuntungan. Disamping mendapatkan ‘bonus’ ikan dari masing-masing pemancing bimbingannya, si B juga mendapatkan 10 orang teman baru. Sementara pemancing A, yang pelit membagi ilmu, tidak mendapatkan keuntungan sebesar keuntungan yang didapatkan oleh si B.

Kisah di atas menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan akan jauh lebih bermanfaat bila diamalkan.

“Hanya dengan cara kita mengembangkan orang lain yang membuat kita berhasil selamanya,” kata Harvey S. Fire Stone.

Karena tindakan tersebut disamping menjadikan kita lebih menguasai ilmu pengetahuan, kita juga mendapatkan keuntungan dari segi finansial, pengembangan hubungan sosial, dan lain sebagainya.

“Jika Anda membantu lebih banyak orang untuk mencapai impiannya, impian Anda akan tercapai,” imbuh Zig Ziglar, seorang motivator ternama di Amerika Serikat.

Bentuk pemberian tak harus berupa uang, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya, melainkan juga dalam bentuk kasih sayang, perhatian, loyalitas, motivasi, bimbingan, dan lain sebagainya semampu yang dapat kita berikan.

“Make yourself necessary to somebody. – Jadikan dirimu berarti bagi orang lain,” kata Ralph Waldo Emerson.

Kebiasaan memberi seperti itu selain memudahkan kita memperluas jalinan hubungan sosial, tetapi juga membangun optimisme karena merasa kehidupan kita lebih berarti.

Cerita Motivasi

~~ PESAN SANG AYAH ~~

Cerita ini mengisahkan kehidupan 2 orang kakak beradik. Ketika ayahnya meninggal sebelumnya berpesan dua hal:

1. Jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu
2. Jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin. Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka.

Jawab anak yang bungsu :
Inilah karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih. Juga ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong. Sebetulnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian maka akibatnya pengeluaranku bertambah banyak.

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang ibupun bertanya hal yang sama.

Jawab anak sulung :
Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut. Juga ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup. Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama.

Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda jika kita melihat dengan positif attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita .. pilihan ada di tangan kita.